Pertamina masih menunggu kepastian pembayaran utang dari Merpati Airlines yang jatuh tempo hari ini, Jumat 21 Oktober 2011. "Kami masih menunggu kepastian pembayaran dari mereka (Merpati, red), karena memang deadline hari ini 21 Oktober, bila memang belum bisa dilakukan kita minta ada surat resmi mereka kepada Dirut Pertamina untuk menginfokan mengenai progres pembayaran," kata Manager Media Pertamina Wianda Pusponegoro, melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jumat siang (21/10).
"Walupun demikian dengan itikad baik kami masih menyalurkan avtur ke Merpati," lanjutnya.
Sebelumnya Pertamina melalui juru bicara M Harun, meminta itikad baik Merpati untuk segera menyelesaikan utang-utangnya. Bentuk itikad baik Merpati yang diminta Pertamina adalah memberikan jaminan serta komitmen pelunasan utang.
Menurut Harun, total utang pokok Merpati ke Pertamina sejak 2006 mencapai Rp 270 milliar dan menjadi Rp 550 miliar setelah ditambah denda
serta bunga.
Rinciannya, utang Merpati tahap pertama sebesar Rp212 miliar yang merupakan akumulasi pengambilan avtur periode 2006-2007. Utang lain setelahnya sampai 26 Agustus 2011 (utang tahap II) sebesar Rp 44,2 miliar dan US$ 700.000. Sehingga total utang Merpati mencapai Rp 256,78 miliar dan US$ 700.000.
Utang tersebut belum termasuk akumulasi setelah periode 26 Agustus 2011-15 Oktober 2011 pukul 00.00 WIB sebesar Rp3,83 miliar dan US$ 104.163,65.
"Mempertimbangkan besarnya jumlah utang dibandingkan dengan kondisi keuangan Merpati, maka diperkirakan utang ini tidak akan terbayar," kata Harun dalam rilisnya pertengah Oktober lalu.
Sementara pihak Merpati menyatakan, pembayaran utang menunggu hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) sebagai penjamin dana talangan sebelum APBN cair. PT PPA yang bertugas menjaga restrukturisasi Merpati akan membahas pencairan dana sebesar Rp561 miliar kepada perseroan.